Abu Nawas dan Musafir
Alkisah dahulu kala, ada seorang musafir yang sedang berjalan di tengah pasar. Sang musafir merasa sangat lapar, namun hanya sebungkus nasi putih yang ia miliki saat itu.
Akhirnya, ditemuilah
seorang penjual sate di pasar tersebut. Ia berhenti sejenak. Ia
merasakan bahwa asap yang ditimbulkan oleh pembakaran sate tersebut
sangatlah menggoda selera makannya. Dikeluarkanlah sebungkus nasi putih
yang dimilikinya itu. Makanlah ia ditengah kepulan asap sate. Setelah
sang musafir menyelesaikan makannya, tiba-tiba si penjual sate itu
meminta uang kepadanya, karena ia sudah makan dengan asap sate dari
dagangan si penjual sate.
Musafir :”Mengapa saya harus membayar?”
Penjual :”Ya, karna kamu telah makan dengan asap sate saya”
Musafir :”Tapi Anda kan tidak menjual asap sate itu”
Penjual :”Tapi Anda telah menikmati asap sate saya”
Disaat mereka sedang
berdebat, melintaslah si Abu Nawas yang sudah terkenal cerdik dalam
menyelesaikan permasalahan seperti ini. Diceritakanlah kejadian
tersebut. Setelah berfikir sejenak tiba-tiba Abu Nawas mengeluarkan
sejumlah uang yang diminta si penjual sate. Kemudian ia
mengibas-ngibaskan uang tersebut kepada si penjual sate sampai tercium
bau uang itu. Kemudian ia berkata :
Abu Nawas :”Sudah Anda cium bau uang ini?”
Penjual :”Ya, sudah”
Abu Nawas :”Kalau begitu Anda boleh pergi wahai musafir”
Penjual :”Kenapa begitu?”
Abu Nawas :”Karna ia hanya menikmati asap sate Anda, maka
iapun hanya membayar Anda dengan bau dari uang
yang Anda minta itu.”
Abu Nawas berlalu begitu saja…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar